ALHAMDULILLAH Syukur yang Tinggi Pada Allah. “Pelunasan Mesjid Istiqomah, Benar-Benar Berkat Power HebatNya”
Di saat mengedukasi para tamu peserta ACIKITA Indonesian Fair di Hiyodoridai Kobe, agen rumah masih menghunting kami, “Bagaimana, apakah uang sudah terkumpul?”
“Mohon maaf jangan ditanyakan terus, saya ini sedang khusyuk menjalankan program dan mengedukasi para tamu dari Indonesia, hari ini mulai dari kunjungan ke TK, SD, tempat pengasuhan dan pembinaan orang cacat, dan juga rumah sakit.
“Saya juga sebagai nara sumber buat mereka, jadi saya tak bisa terus diganggu! Mohon maaf sebesar besarnya. Tunggu Event ini selesai,maka saya akan hunting untuk kekurangan uang.” Telepon akhirnya saya tutup.
Sebenarnya penggalangan dana untuk mesjid, kami lakukan sejak Februari 2015. Penanda tantangan akad pembelian rumah, 13 Februari 2015. Di saat itu sudah disebutkan pelunasan harus dilakukan maksimal pada tanggal 8 Mei 2015.
Rencana mendirikan mesjid ini telah dimulai awal kami pindah ke Kobe. Melihat kondisi masyarakat Indonesia di Kobe, tidak adanya fasilitas tempat orang Indonesia berkumpul, dan agak sepinya pengajian ( tidak selalu setiap bulan ada), yang salah satu penyebab, tidak tersedia host untuk tempat pengajian, maka kami berencana mendirikan mesjid.
Setiap selebaran jual rumah yang masuk ke kotak surat kami, selalu diintip, kalau-kalau ada harga miring dan murah. Allah mengijabah keinginan hati kami. Suatu saat di awal Februari, ada rumah dijual, tipe manshion. Dan esok harinya saya langsung telpon. Dan hari itu juga melihat rumahnya.
Hati langsung terpikat! Rumah sangat murah dan kondisi baik!
Saat itu juga mulai dihalo-halokan pendirian mesjid, dengan nama mesjid Istiqomah.
Kenapa diberi nama Istiqomah?
Kami ingin semangat belajar dan mencharger ke-Islaman selalu berjalan Istiqomah. Dan semangat perjuangan memajukan Indonesia juga Istiqomah. Anak anak muda bangsa Indonesia yang bersekolah di negeri Kansai, energi aktivnya semoga bisa Istiqomah dimanfaatkan untuk mempercepat kemajuan Indonesia, di sela sela tugas belajarnya.
Aamiin ya Rabbal ‘alamiin
Usaha pengumpulan dana, lebih kami utamakan atas donasi saudara kami sebangsa di mana pun berada. BERJUANG BERSAMA MEMBNGUN BANGSA, adalah motto kami di ACIKITA. Ajakan dilakukan via berbagai milis, FB dan tweeter, baik di Jepang, tanah air, dan luar Jepang. Dan tak kalah serunya kami mengirimkan message pribadi ke banyak pihak. Memang ada yang ditanggapi dengan respon sangat baik, dan banyak pula yang dicuekin. Ya inilah perjuangan!
Namun ternyata usaha pengumpulan dana tidak mencapai target. Banyaknya agenda perjuangan kami di ACIKITA, menyebabkan di bulan April kerja kami mengumpulkan dana tidak maksimal.
Acara ACIKITA Indonesian Fair (AIF), juga sangat serius. Untuk peserta yang datang dari Indonesia kegiatan berlangsung dari tanggal 28 hingga 8 Agustus, dengan catatan berbeda tanggal keberangkatan dan kepulangan.
Tamu dan peserta AIF dari Indonesia, kami suguhkan rahasia sesungguhnya yang menjadi penyebab kemajuan bangsa Jeoang.
Kami berharap semua yang hadir di acara AIF bisa menjadi perpanjangan tangan kami setelah mereka kembali ke institusi masing-masing di Indonesia. Minimal secara pribadi menjadi insan yang jujur, amanah, dan selalu giat berkarya untuk kemajuan ummat, peduli membantu sesama, apalagi mereka yang miskin dan kemah, dan bukan egoisme pribadi yang dipikirkan.
Usai acara AIF tanggal 3 Mei, peserta ada yang pulang tanggal 4, 6, 7, dan 8. Untuk peserta yang pulang tanggal 6,7,8 terpaksa harus menginap di tempat kami, mengingat tidak tersedia tempat d hotel, dan juga dana yang terbatas. Dengan apadanya, semua dimampatkan bisa tidur dan beraktivitas di rumah kami, yang juga tidak cukup luas. Di saat ini, perjuangan menghubungi kolega untuk menutupi kekurangan dana pelunasan mesjid terus dilakukan.
Alhamdulillah, ada Owner Salero Minang, Uni Rita dan suaminya, yang datang dari Belanda. Uni Rita sendiri disupport dana oleh Ketua I4 (secara pribadi). Uni Ritalah yang betul-betul menyiapkan semua kebutuhan makanan, bahkan beliau sampai ikut belanja membeli kebutuhan bahan makanan dan berjalan kaki, menjujung beras. Subhanallah, sungguh perjuangan luar biasa. Semoga Allah yang bisa membalas semua kebaikan dan bantuan semua kolega kami!
Saya dan Uni Rita, hanya kenal di dunia maya, tapi sejak tahun 2011, ia selalu mengikuti perjuangan ACIKITA. Ia juga rutin minta bicara via WA dan Line, menanyakan apa hal yang bisa ia bantu. Via beliau juga terhubung dengan Srikandi di I4, yang saat ini ketuanya juga wanita, doktor Deasy yang bersuamikan Belanda.
Rencana untuk pelunasan mesjid, saya dan Uni Rita akan ke Tokyo, menjangkau langsung kolega kami di sana. Namun pertimbangan, tamu masih ada di rumah kami, bagaimana mungkin meninggalkan mereka? Event golden week, pengajian akbar oleh KMII Kansai pun perlu kami hadiri, untuk silaturrahmi dengan beberapa pihak dan pengurus organisasi lainnya.
Alhamdulillah, saat itu silaturrahmi tercapai dengan baik. Juga ada usaha dari kolega untuk membantu pelunasan mesjid.
Tanggal 7 pagi, dari seorang adik kelas di Tokyo Institute Of Technology, saudara Gerald, mengabarkan berita baik. Setelah ia ceritakan, Bapak Ketua KMII menyambut baik, dan bersedia membantu, dengan syarat dikirimkan surat resmi dan proposal pendirian mesjid. Ini juga skenario Allah, Gerald satu pesawat dengan Bapak Maidi, Ketua KMII Tokyo. Sebelumnya, uang yang terkumpul di Indonesia akan dititipkan via Gerald, tapi terkendala tempat dan transfer uang.
Alhamdulillah, syukur yang dalam padaMu ya Rabb.
Hal yang diminta saya kirimkan. Di tengah menghadiri ajakan makan malam bersama oleh suami Uni Rita Salero Minang, PAK Marko Lubeek, komunikasi dengan pengurus inti KMII terus dilakukan.
“Bu Ijum benar-benar sibuk terus, canda Pak Marko, setelah saya menerima telepon Bapak Jamal, sekretaris KMII.”
Allah benar-benar membantu semuanya. Mungkin secara logika manusia nihil untuk mencarikan dana sebesar 4 juta yen dalam satu hari, tapi bagi Allah tak ada yang sulit!
Komunikasi berlangsung serius dan Alhamdulillah Bapak Ketua KMII sangat baik sekali. Beliau yang seorang atase, yang bagi saya adalah pejabat penting dan tinggi, sementara saya rakyat biasa, tapi dalam komunikasi ini beliau sangat aktiv sekali, memastikan semuanya agar bisa terkoordinasi dengan baik.
“Saya percaya akan perjuangan ini. Apalagi ini untuk mesjid, untuk ummat, kenapa tidak dibantu?”
“Terimakasih banyak Pak, ya kami berbagai hal yang menghalangi, pertama dana dari Indonesia yang belum bisa di-yen-kan, dan juga dana yang tersedot banyak untuk kegiatan AIF, sehingga saat ini kami benar benar butuh bantuan dan support dari saudara kami, khususnya pengurus KMII.”
Alhamdulillah, tanggal 8 Mei pagi, semua pihak inti dari KMII saya hubungi via telepon, sesuai permintaan Bapak Maidi. Semuanya memberikan sambutan baik. Dan sesuai perjanjian, akad akan dilangsungkan pukul 10 waktu Kobe.
Sebelum jam 10 saya bersama sahabat muslimah Jepang, tetangga kami, AYA-san, sudah hadir. Uang yang ada di tangan disetorkan ke Sumitomo Bank, via teller.
Saya jujur katakan, maaf dana belum masuk semuanya. Tapi pasti akan masuk. Mohon minta waktunya.
Di sela menunggu uang masuk, semua surat surat yang harus diisi, saya isikan pelan. Lantunan doa dan harapan padaNya selalu dilakukan. Tak henti hentinya meminta pertolongan Allah.
Sementara itu terus terjadi komunikasi kontinu, antara agen dengan Pak Maidi via Bapak Iwan yang bisa berbicara dalam bahasa Jepang.
Sampai akhirnya Bapak Maidi yang turun langsung ke BNI, agar uang bisa ditransferkan secepatnya.
Pihak BNI dan agen pun sempat komunikasi via telpon.
Untuk pengiriman uang perlu tanda tangan bendahara, posisi bendahara dan ketua yang berbeda, akhirnya Pak Maidi berucap, insyaAllah habis Jum’atan saya kembali lagi ke bank, untuk transferkan.
Agak telat memang uang masuk ke rekening saya. Sementara pihak agen sudah bingung, karena merasa bersalah pada pihak pemilik rumah. Saya berus aha tenang dan berkali kali minta maaf, pada pemilik rumah. Mereka adalah juga tetangga kami, walau sebelumnya tidak kenal. Dan mereka sangat mengerti sekali. Namun pihak agen yang sangat bingung, dan memberikan solusi macam-macam.
Bapak Maidi, Ketua KMII sampai meyakinkan berulang kali, kalau saya sekaligus sebagai staf di taishikan (kedubes RI), yang jamin uang pasti terkirim.
Subhanallah luar biasa, sekali power Allah, via Bapak Maidi.
Ini betul-betul pertolongan Akbar dari Allah via pengurus KMII, terutama tindakan tegas dan tepat dari Bapak Maidi.
“Uang sudah proses kirim.Kemudian masuk berita lagi, Uang sudah terkirim” Bapak Maidi sangat intensif memberikan kabar dari Tokyo.
Alhamdulillah, akhirnya jam 2.30 uang sampai di rekening saya, karena pembayaran harus via bank Sumitomo, sementara ACIKITA baru punya rekening, bank Post.
Karena batas pengiriman uang sampai jam 3, dan takut kalau uang tidak sampai pada hari sama di rekening pemilik rumah, maka uang sebesar harga pelunasan rumah, ditarik semuanya. Dan agen kemudian mengantarkan uang cash langsung kepada pemilik rumah.
“Semua rentetan kejadian di atas benar benar pertolongan luar biasa dari Allah. Alhamdulillah, Allahu Akbar!”
Alhamadulillah, kini kita warga Indonesia punya mesjid di Kobe. Silahkan siapa saja bisa menggunakan mesjid ini, bisa beribadah, mabit, dan bersilaturrahmi.
Terimakasih banyak kepada panitia yang sudah membantu woro-woro untuk mengundang para kolega kita memberikan investasi dan donasi. Mohon bantuan kita semua untuk terus menggalang dana guna mengganti uang yang terpakai. Karena total dana masuk hingga kini, adalah sebesar 3 juta yen.
Janji pelunasan dana KMII satu bulan, karena kita juga akan menghadapi Event Seminar Akbar Tahunan ACIKITA yang ke 7, yang tahun ini akan dilaksanakan di 16 kota diIndonesia, dan juga Event ACIKITA INTERNATIONAL Conference oN Science and Technology Ke-5, pada tanggal 25-27 Agustus, di Kota Padang.
“Yuk kita bergiat bersama. Dengan bersama insyaAllah kita bisa!”
Terimakasih banyak kepada semua donatur, dan investor, insyaAllah sebesar sangkar burung pun ikut berdonasi, tetap akan dibangunkan rumah di-syurgaNya. Aamiin.
Terimakasih istimewa kepada semua kolega kami yang memberikan talangan dana, khususnya terimakasih istimewa kami kepada pengurus KMII di Tokyo.
Semoga semua kejadian di atas tambah menguatkan sikaturrahim kita, dan semangat perjuangan memajukan Indonesia kita. Apalagi tercatat di langit, pendirian mesjid Istiqomah ACIKITA adalah merupakan Mesjid Indonesia Pertama di Jepang, sebelumnya belum ada mesjid di berbagai kawasan dan kota tertentu, yang pendiri dan panitianya adalah orang Indonesia. Dengan berdirinya mesjid ACIKITA, akhirnya menyemangati para pejuang panitia pendirian mesjid Indonesia Tokyo. Alhamdulillah. Dulu ada wartawan tanah air dan media Jepang yang menulis di internet. Dan saya didatangi beberapa kali oleh pihak Jepang yang suka mengamati aktivitas dan organisasi orang Indonesia di Jepang, ada 2 kali saya diwawancarai staf Jepang tersebut, dan beliau meminta izin untuk publish berita ini.
Betapa terbukti Allah mengikutsertakan powernya, bila kita berjuang untuk kemajuan ummat. Jadi jangan pernah patah semangat untuk berjuang di jalan kebaikan, meskipun banyak yang tidak merespon, lakukan terus perjuangan, teruslah meminta pada Allah dengan khusuk dan serius, maka Allah akan membantu di luar jangkaun pikiran manusia. Gampang bagi Allah semuanya apabila ia berkehendak. Ini bukti perjuangan nyata dan berjamaah kami di ACIKITA. Tulisan ini akan bersambung bagaimana upaya dan strategi kami bergiat mengumpulkan dana, baik secara maya maupun di dunia nyata. InsyaAllah ditulis khusus.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jumiarti Agus Full
Ketua Internasional ACIKITA.
Kobe, 10 Mei 2015.
Leave a Reply