Good News From Kobe, “Selamat Untuk Rani Rezki, Lulus Master di Hyogo Univ, Kobe, Japan.”
Alhamdulillah, wa syukurillah, Allah mengizinkan Ananda kita Rani Rezki Eka Putri, untuk lanjut studi master di Fakultas Ekonomi, Hyogo University. Rani adalah tamatan Universitas Negeri Padang. Ia mulai kenal ACIKITA sejak seminar ACIKITA di Padang yang bekerjasama dengan aktivis ACIKITA di gedung RRI 2012. Semenjak Rani mendapatkan pencerahan tentang bersekolah di Jepang, dia sangat ingin serius untuk lanjut studi ke Jepang.
Pada akhir masa studi di UNP Rani selalu aktiv berkomunikasi, ikut membantu perjuangan ACIKITA via maya, dan menjadi salah satu murid PTU ACIKITA, terhitung sejak tahunajaran 2019-2020. Alhamdulillah mengikuti beberapa tahapan pendidikan persiapan lanjut studi ke Jepang, Rani terus menjalankan tahapan persiapan dan persyaratan untuk pendaftaran masuk univ di Jepang.
Perjuangan untuk lanjut studi ke Jepang harus berproses, tidak bisa instan, meskipun kami punya hubungan kerjasama dengan mereka, bukan berarti kita bisa main potong kompas melewati prosedur. Semuanya tetap ikut prosedur, hanya saja, hal rekomendasi, hal komunikasi, binaan bimbingan untuk masuk univ dan tahapan seleksi kami support dengan maksimal. Dan alhamdulillah satu persatu Allah kasih hasil. Perjuangan tak akan mendustai hasil, ganbareba chanto dekiru, ganbaranai to ikemasen (manjadda wa jjadda). Allah tak akan merubah nasib suatu kaum kalau kaum itu sendiri tak bergiat untuk merubahnya. Ini janji Allah dan pasti.
Hubungan kerjasama ACIKITA dan Hyogo Univ berjalan dengan kerjasama segitiga, via Hyogo International Association, sejak 4 tahun yang lalu. Hingga kini kami masih bekerjasama bertiga. Setiap ada rundingan, kami terus melibatkan pihak perdana HIA yang mengenalkan langsung Presiden ACIKITA, Jumiarti Agus meeting dengan Dekan Global Bisnis di ruang kerjanya. Acara sudah diatur oleh staf HIA, dan hingga kini hubungan baik ini terus berjalan. Sebelum anak-anak ujian, dan setelah ujian, JA menghubungi dekan Global bisnis, mengabarkan student yang akan ikut berjuang, mengabarkan perjuangan yang dilakukan. Sebagaimana kebiasaan silaturrahmi dan kerjasama di Jepang. Semua dalam aturan wajar dan elegan. Di sisi lain student yang akan maju pun kami genjot dan disiplinkan mempersiapkan diri ala perjuangan di Jepang yang pernah kami lakukan, berdasarkan didikan para prof kami, dan informasi dari anak-anak kami yang menjalani tahapan pembelajaran menghadapi seleksi masuk universitas dan interview. Anak di wawancara, karena setiap informasi ada saja manfaatnya untuk diketahui. Begitulah Teknik kami mendidik, satu persatu dari hati, dan kalau patuh pada kami, serius, alhamdulillah Allah kasih hasil.
Selain Rani ada murid ACIKITA lainnya, Assyifa yang juga telah mengikuti seleksi berkas dan alhamdulillah juga lulus seleksi tahapan pertama. Seeksi tahapan dua, paper test dan interview juga sudah dilakukan. Mari kita do’akan semoga murid kelas 2 SMA ACIKITA yang mampu menyelesaikan kurikulum SMA di Indonesia ini, lulus masuk universitas di Jepang untuk S1 global bisnis. Kini Assyifa sudah menjadi pimpinan untuk ACIKITA Learning Program, ia sudah punya murid sebanyak 20 orang, mereka belajar bahasa Inggris, matematika, bahasa Jepang di daerah Cileungsi. Dan saat wawancara Assyifa pun ditanya, apa rencana dan project bisnis ke depan yang ingin dilakukan, andaikan nanti diterima di global bisnis dan lulus?
“Saya ingin mensupport perjuangan pendidikan ACIKITA, sebagai anak didik yang sudah disuppport ACIKITA, saya paham perjuangan yang dilakukan ACIKITA bukan main-main. Karena para pejuang ACIKITA saya bisa diterima bersekolah di SMP Jepang untuk pertukaran pelajar 1 tahun. Mungkin tak ada sekolah di Indonesia yang mampu seperti ini. Sekolah yang Bapak Ibu (para pendirinya) tinggal di luar negeri berkarya di bidang pendidikan dan punya link di dunia pendidikan. Jadi dalam pikiran saya ACIKITA paling keren, kami berada di Indonesia, tapi terhubung langsung dengan luar negeri dengan Bapak-Ibu kami di sana. Bayangkan kami studi visit, saat SMP hanya dengan modal 5 juta rupiah saja, tapi kami bisa mengeksplorasi Jepang. Sekolah mana yang bisa seperti itu? Makanya saya tetap yakin untuk terus bergiat bersekolah di ACIKITA, sekalipun ACIKITA belum mampu menyediakan Gedung SMA sendiri. Saya hanya berpikir goal untuk masa depan saya. Saya tak melihat sekolah wah dan megah. Potensi dan kemampuan untuk melejitkan murid yang saya lihat lebih utama. Saya merasa ini anugerah dari Allah yang luar biasa. Karena ini saya pun ingin menjadi anak yang berguna untuk ummat, mengambil hikmah dari perjuangan para pendiri ACIKITA. Anak siapapun kalau serius dan bersungguh-sungguh mereka support untuk maju. Ini betul-betul murni perjuangan berdasarkan nilai Islam. ACIKITA is the best!” (kalaimat ini dituliskan Syifa dalam student voice di ACIKITA yang diposting di situs mayanya.)
Ya semoga banyak anak-anak murid kami yang mengerti perjuangan di ACIKITA ini adalah kebutuhan kita, kita butuh bangsa ini maju, dan untuk itu hal ini adalah tanggung jawab moril kita bersama.
Semoga berita ini menjadi semangat untuk para guru, para pejuang, dan para aktivis ACIKITA di mana pun berada.
Untuk para murid PTU yang tengah berjuang lainnya, tetap semangat. Semua terjadi atas izin Allah, dan kewajiban kita perjuangan harus tetap dilakukan. Tetap berdoa dan meminta restu dariNya.
Wassalam
Jumiarti Agus
Presiden ACIKITA
Sekretariat Internasional, Kobe, Jepang 19 Februari 2021
#perjuanganPTU, #PTUACIKITA
Leave a Reply